Last updated on September 16
Saat ini Instagram dan TikTok telah menjadi platform utama di digital marketing untuk menarik perhatian dan membangun audiens. Kedua platform ini memiliki pendekatan dan audiens yang berbeda, sehingga menciptakan perbedaan signifikan dalam hal biaya untuk mendapatkan pengikut baru atau yang sering disebut dengan *Cost Per Follower* (CPF). Artikel ini akan membahas perbandingan CPF di Instagram dan TikTok serta efektivitas masing-masing dalam strategi pemasaran.
Contents
Apa Itu *Cost Per Follower* (CPF)?
*Cost Per Follower* (CPF) adalah metrik yang digunakan untuk menghitung biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk mendapatkan satu pengikut baru di platform media sosial. CPF adalah metrik penting bagi bisnis dan influencer yang ingin mengukur efisiensi dari kampanye pemasaran mereka. Rumus CPF sederhana:
“`
CPF = Total Biaya Kampanye / Jumlah Pengikut Baru
“`
Dengan memahami CPF, pemasar dapat mengoptimalkan anggaran iklan dan memilih platform yang paling efisien dalam menjangkau audiens target mereka.
Cost Per Follower di Instagram
Instagram telah menjadi salah satu platform media sosial yang paling kuat, terutama untuk bisnis yang ingin terlibat dengan audiens visual. CPF di Instagram dapat sangat bervariasi tergantung pada faktor seperti target audiens, niche, lokasi geografis, dan efektivitas kampanye iklan. Secara umum, di Indonesia, biaya per follower di Instagram berkisar antara **Rp500 hingga Rp2.500 per follower**. Faktor-faktor yang memengaruhi CPF di Instagram termasuk kualitas konten, segmentasi iklan, dan tingkat interaksi dari audiens.
Untuk influencer marketing, biaya kampanye di Instagram bervariasi berdasarkan ukuran dan niche influencer. Misalnya, **micro-influencer** (dengan 1.000 hingga 10.000 pengikut) mungkin mengenakan biaya antara **Rp100.000 hingga Rp500.000 per posting**, sedangkan **macro-influencer** dengan jutaan pengikut bisa menagih hingga **Rp10.000.000 atau lebih per posting**.
Cost Per Follower di TikTok
TikTok, sebagai platform yang lebih baru, telah menarik perhatian besar dengan konten video pendek yang menghibur dan interaktif. TikTok memiliki audiens yang lebih muda dan gaya konten yang lebih spontan. CPF di TikTok juga bervariasi, tetapi sering kali lebih rendah dibandingkan dengan Instagram. Biaya per follower di TikTok di Indonesia berkisar antara **Rp250 hingga Rp1.500 per follower**, tergantung pada efektivitas kampanye iklan, target audiens, dan jenis konten yang dipromosikan.
Platform ini menawarkan potensi pertumbuhan pengikut yang lebih cepat karena algoritma yang sangat mendukung konten viral. TikTok memprioritaskan interaksi, sehingga konten yang kreatif dan relevan dapat menghasilkan pertumbuhan pengikut yang signifikan dengan biaya lebih rendah.
Baca Juga: “7 Strategy SEO untuk Website yang Baru diRevamp”
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi CPF di Instagram dan TikTok
Ada beberapa faktor utama yang memengaruhi CPF di Instagram dan TikTok:
1. Algoritma dan Jangkauan Organik
Instagram menggunakan algoritma berbasis minat dan keterlibatan pengguna untuk menampilkan konten, sementara TikTok lebih fokus pada konten yang viral dan tren. Hal ini memungkinkan konten kreator mencapai audiens yang lebih luas dengan biaya yang lebih rendah. TikTok’s *For You Page* (FYP) memberi kesempatan besar bagi pengguna baru untuk terpapar oleh konten yang tidak mereka ikuti, membuat TikTok sering kali memiliki CPF yang lebih rendah dibandingkan Instagram.
2. Target Audiens
Audiens Instagram lebih beragam dari segi usia dan minat, tetapi biasanya lebih berfokus pada visual yang dirancang secara profesional. TikTok memiliki audiens yang lebih muda dan lebih cenderung mengonsumsi konten yang spontan dan menyenangkan. Jika target pasar Anda adalah Gen Z, TikTok mungkin memberikan CPF yang lebih rendah dan lebih efektif.
3. Jenis Konten
Di Instagram, konten visual yang dikurasi dengan baik seperti foto atau video pendek lebih populer. Sedangkan TikTok lebih berfokus pada konten video pendek yang kreatif dan cenderung lebih informal. Konten yang kreatif dan menarik di TikTok cenderung mendapatkan pengikut dengan biaya lebih rendah.
4. Efisiensi Iklan Berbayar
Kedua platform menawarkan alat iklan yang sangat canggih, tetapi TikTok lebih menonjol dalam hal menghasilkan keterlibatan dengan biaya lebih rendah. TikTok memungkinkan merek untuk menjangkau audiens yang lebih luas dengan anggaran yang lebih kecil dibandingkan dengan Instagram. Instagram memerlukan anggaran lebih besar untuk mendapatkan pengikut baru.
5. Influencer Marketing
Influencer di Instagram sering kali lebih mahal karena platform ini lebih mapan dan banyak digunakan oleh merek besar. Di sisi lain, biaya kampanye influencer di TikTok cenderung lebih rendah karena platform ini masih berkembang. Misalnya, **influencer TikTok di Indonesia** mungkin mengenakan biaya lebih rendah dibandingkan influencer Instagram dengan pengikut yang sama.
Mana yang Lebih Efektif?
Ketika membandingkan CPF di Instagram dan TikTok, TikTok sering kali memberikan biaya per follower yang lebih rendah. Namun, efektivitas platform ini bergantung pada beberapa faktor:
1. Jenis Bisnis atau Merek
Jika kita menjalankan bisnis yang sangat bergantung pada visual yang estetik dan konten yang dirancang dengan baik, Instagram mungkin lebih efektif. Instagram lebih cocok untuk merek fashion, makanan, dan lifestyle, di mana penampilan visual menjadi prioritas utama.
2. Target Audiens
Untuk merek yang menargetkan Gen Z atau audiens yang lebih muda, TikTok adalah pilihan yang lebih efektif. Tiktok memiliki CPF yang lebih rendah dan potensi jangkauan organik yang lebih tinggi. TikTok memungkinkan merek dan kreator kecil untuk mendapatkan pengikut dengan cepat melalui konten yang viral.
3. Interaksi dan Keterlibatan
TikTok unggul dalam hal keterlibatan pengguna karena sifat kontennya yang interaktif dan cepat. Algoritma TikTok lebih fokus pada konten daripada akun, sehingga kreator baru memiliki peluang lebih besar untuk menjadi viral tanpa pengikut besar di awal.
4. Budget
Jika anggaran kita terbatas, TikTok memberikan ROI yang lebih baik dalam banyak kasus, karena biaya per follower lebih rendah dibandingkan Instagram. Namun, jika kita mengincar audiens yang lebih mapan dan visual, Instagram dapat memberikan hasil yang lebih terarah meskipun dengan CPF yang lebih tinggi.
Perbandingan antara *Cost Per Follower* di Instagram dan TikTok menunjukkan bahwa TikTok sering kali lebih efektif dalam hal biaya dan pertumbuhan pengikut, terutama untuk merek yang menargetkan audiens muda dan Gen Z. Namun, Instagram tetap menjadi platform yang kuat bagi merek yang lebih fokus pada estetika dan target audiens yang lebih luas.
Kedua platform memiliki kelebihan masing-masing, dan pilihan antara Instagram atau TikTok sebaiknya didasarkan pada audiens target, jenis konten, serta tujuan kampanye pemasaran. Menggabungkan kedua platform dalam strategi pemasaran juga bisa menjadi solusi yang optimal untuk memaksimalkan jangkauan dan keterlibatan.