Membagongkan! Bedanya Algoritma Tiktok vs Instagram

Last updated on August 26

TikTok dan Instagram adalah dua platform media sosial terpopuler di dunia saat ini. Keduanya memiliki pengguna yang sangat besar dan menawarkan berbagai fitur untuk berbagi konten visual seperti video dan foto. Namun, meskipun keduanya tampak serupa, terdapat perbedaan signifikan dalam cara kerja algoritma di balik platform tersebut. Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan antara algoritma TikTok dan Instagram.

Fokus Konten: Video vs. Visual Campuran

Salah satu perbedaan utama antara TikTok dan Instagram adalah fokus konten mereka. TikTok sepenuhnya berfokus pada video pendek, sementara Instagram menawarkan campuran konten berupa foto, video, cerita (Stories), dan siaran langsung. Hal ini berdampak langsung pada cara algoritma masing-masing platform bekerja.

Algoritma TikTok: Algoritma TikTok dirancang untuk menganalisis perilaku pengguna terhadap video secara spesifik. Ini termasuk waktu tonton, interaksi (seperti, komentar, dan berbagi), serta keterlibatan secara keseluruhan. Algoritma TikTok sangat berfokus pada bagaimana pengguna berinteraksi dengan video tertentu, dan menggunakan data ini untuk memprediksi video mana yang akan menarik perhatian mereka di masa depan.

Algoritma Instagram: Di sisi lain, algoritma Instagram harus menganalisis berbagai jenis konten, termasuk foto, video, dan cerita. Ini berarti bahwa algoritma Instagram harus lebih fleksibel dalam memahami preferensi pengguna yang mungkin berbeda untuk setiap jenis konten. Selain itu, Instagram juga memperhatikan frekuensi unggahan, waktu penggunaan aplikasi, dan koneksi sosial untuk menentukan konten apa yang harus ditampilkan.

Personalisasi Konten: “For You Page” vs. Feed

TikTok dan Instagram juga memiliki pendekatan yang berbeda dalam mempersonalisasi konten untuk pengguna mereka. TikTok terkenal dengan halaman “For You Page” (FYP), sementara Instagram memiliki feed yang lebih berorientasi pada koneksi sosial.

For You Page TikTok: FYP adalah tempat di mana sebagian besar pengguna TikTok menghabiskan waktunya. Algoritma TikTok bekerja keras untuk menampilkan video yang dianggap paling relevan dan menarik bagi pengguna, meskipun konten tersebut berasal dari akun yang tidak mereka ikuti. Algoritma ini mempertimbangkan berbagai faktor seperti riwayat tontonan, interaksi pengguna, dan tren terkini untuk menyusun daftar video yang dipersonalisasi.

Feed Instagram: Instagram, di sisi lain, lebih mengandalkan jaringan sosial pengguna untuk menyusun feed mereka. Algoritma Instagram memprioritaskan konten dari akun yang diikuti pengguna, terutama yang mereka berinteraksi secara aktif. Meskipun Instagram juga menampilkan rekomendasi konten dari akun yang tidak diikuti, fokus utama tetap pada koneksi sosial dan hubungan yang ada.

Keterlibatan dan Interaksi: Viralitas vs. Hubungan Sosial

Algoritma TikTok dan Instagram dirancang untuk mendorong keterlibatan, tetapi pendekatan yang mereka ambil berbeda.

Algoritma TikTok: TikTok menekankan viralitas. Algoritma TikTok dirancang untuk memungkinkan video dari pengguna mana pun menjadi viral, tanpa memandang jumlah pengikut. Ini dilakukan dengan menganalisis performa awal video dan kemudian mendorongnya ke lebih banyak pengguna jika video tersebut menerima respons positif. Hal ini memungkinkan konten dari kreator baru atau yang kurang terkenal untuk mendapatkan eksposur yang signifikan dalam waktu singkat.

Algoritma Instagram: Instagram lebih berfokus pada interaksi sosial antara pengguna dan jaringan mereka. Meskipun Instagram juga menghargai konten viral, algoritmanya cenderung memprioritaskan hubungan yang ada. Misalnya, konten dari teman dekat atau keluarga kemungkinan besar akan muncul di bagian atas feed pengguna, terlepas dari jumlah suka atau komentar yang diterima oleh postingan tersebut. Ini menciptakan pengalaman yang lebih personal dan berorientasi pada komunitas.

Baca Juga: “Menemukan Digital Agency Terbaik untuk Meningkatkan Proses Bisnis Online Anda

Sinyal Algoritma: Waktu Tonton vs. Engagement Keseluruhan

TikTok dan Instagram juga berbeda dalam hal sinyal utama yang digunakan untuk menentukan relevansi konten.

Waktu Tonton di TikTok: Salah satu sinyal terkuat dalam algoritma TikTok adalah waktu tonton. Algoritma TikTok sangat memperhatikan berapa lama pengguna menonton sebuah video. Jika pengguna menonton video hingga selesai atau bahkan mengulanginya, ini merupakan sinyal kuat bahwa video tersebut menarik dan relevan. TikTok kemudian akan memprioritaskan video serupa di masa mendatang.

Engagement Keseluruhan di Instagram: Algoritma Instagram lebih mengutamakan engagement keseluruhan, yang mencakup suka, komentar, dan berbagi. Instagram juga memperhatikan berapa kali sebuah postingan dilihat, tetapi hal ini tidak sepenting tingkat interaksi yang diterima oleh konten tersebut. Semakin tinggi engagement, semakin besar kemungkinan konten tersebut muncul di feed pengguna lain.

Distribusi Konten: Kurasi vs. Eksplorasi

Perbedaan lain yang signifikan antara TikTok dan Instagram adalah cara mereka mendistribusikan konten kepada pengguna.

Kurasi TikTok: TikTok menggunakan pendekatan kurasi yang sangat terfokus. Algoritmanya secara aktif memilih dan menyarankan video berdasarkan perilaku pengguna. Hal ini membuat pengalaman menonton di TikTok terasa sangat dipersonalisasi dan dapat berubah dengan cepat sesuai dengan minat pengguna.

Eksplorasi Instagram: Instagram, di sisi lain, menawarkan fitur eksplorasi yang memungkinkan pengguna menemukan konten baru secara lebih mandiri. Meskipun Instagram juga menggunakan algoritma untuk merekomendasikan konten di tab Explore, pengguna memiliki lebih banyak kontrol untuk memilih apa yang ingin mereka lihat. Instagram cenderung memberikan lebih banyak kebebasan kepada pengguna untuk mengeksplorasi berbagai jenis konten dan akun.

Konten Berbayar dan Iklan

Kedua platform juga memiliki pendekatan yang berbeda terhadap konten berbayar dan iklan.

Iklan di TikTok: TikTok menawarkan berbagai format iklan yang kreatif, seperti in-feed ads, brand takeovers, dan branded hashtag challenges. Algoritma TikTok memungkinkan iklan muncul di FYP berdasarkan minat pengguna yang diprediksi, yang berarti iklan dapat disesuaikan dengan preferensi individu dengan sangat baik.

Iklan di Instagram: Instagram memiliki sistem periklanan yang lebih terintegrasi, dengan iklan yang muncul di feed, Stories, dan Explore. Algoritma Instagram menempatkan iklan berdasarkan demografi, minat, dan perilaku pengguna di platform tersebut. Instagram juga memungkinkan pengiklan untuk menargetkan audiens yang sangat spesifik, dengan fokus pada interaksi sosial dan komunitas.

Kecepatan Adaptasi Algoritma

TikTok dan Instagram memiliki kecepatan adaptasi algoritma yang berbeda. TikTok dikenal dengan algoritmanya yang sangat responsif terhadap tren baru, sementara Instagram cenderung lebih konservatif.

Adaptasi Cepat TikTok: TikTok memiliki algoritma yang sangat adaptif, yang cepat merespons tren baru dan konten viral. Misalnya, sebuah challenge atau meme dapat dengan cepat mendapatkan popularitas di TikTok, dan algoritma akan segera menyesuaikan rekomendasi untuk memasukkan tren tersebut.

Adaptasi Instagram yang Lebih Lambat: Instagram, meskipun juga responsif terhadap tren, biasanya lebih lambat dalam menyesuaikan algoritmanya. Instagram sering melakukan pengujian dan evaluasi sebelum mengimplementasikan perubahan besar dalam algoritma, yang membuatnya lebih stabil tetapi kurang responsif terhadap perubahan cepat dalam preferensi pengguna.


Secara keseluruhan, meskipun TikTok dan Instagram sama-sama berusaha untuk memaksimalkan keterlibatan pengguna dengan konten yang relevan, mereka melakukannya dengan pendekatan yang sangat berbeda. TikTok lebih fokus pada video dan viralitas, dengan algoritma yang sangat adaptif dan berbasis perilaku pengguna individu. Di sisi lain, Instagram lebih menekankan pada interaksi sosial dan konten yang dipersonalisasi berdasarkan hubungan yang ada, dengan algoritma yang lebih fleksibel namun cenderung lebih stabil.

Perbedaan ini mencerminkan bagaimana kedua platform tersebut memahami dan melayani audiens mereka. Bagi pengguna, penting untuk memahami bagaimana algoritma ini bekerja agar dapat memaksimalkan visibilitas dan keterlibatan konten yang mereka buat atau konsumsi di kedua platform ini.

Karena itu penting untuk dapat menyesuaikan pemilihan platform dengan karakter dari brand yang kita wakili. Jika masih ada kebingungan, silakan kontak tim Account Dipstrategy untuk mendapat pencerahan terkait Digital Marketing.

Recent Post

Nilam Guna Syambas Written by: