7 Trik Cerdas Sosmed Buat Naikin Awareness Gak Pake Ngiklan!

Lo pernah ngerasa udah capek bikin konten tiap hari, tapi yang like cuma temen sekelas lo waktu SD? Tenang… lo nggak sendirian. Di dunia yang serba digital ini, eksis di sosmed itu kayak wajib, apalagi buat lo yang punya usaha, personal branding, atau lagi bangun komunitas.

Tapi masalahnya, nggak semua orang punya budget buat iklan tiap bulan. Nah, kabar baiknya… awareness alias kesadaran merek itu bisa dibangun tanpa bayar ads kok, asal tahu caranya.

Yuk ngobrolin gimana sih cara bikin orang sadar keberadaan lo — alias naikkin social media awareness — secara organik. Gak ribet, gak mahal, tapi hasilnya bisa bikin brand lo makin nempel di kepala orang!

Sebentar… Awareness Itu Apa Sih?

Awareness tuh bahasa kerennya “kesadaran”. Dalam dunia marketing, ini artinya orang-orang tau keberadaan brand lo, ngerti lo jual apa, dan bisa ngenalin lo tanpa harus dijelasin terus.

Ada beberapa tingkatan awareness, dari yang paling basic (baru denger nama lo), sampe yang paling loyal (ikut campaign lo tanpa disuruh).

“Awareness bukan tentang terkenal. Tapi tentang dikenal dan diinget.”

Dan di artikel ini, kita bakal fokus ke customer awareness di media sosial — alias gimana caranya bikin akun IG, TikTok, atau Twitter/X lo makin rame, makin dikenali, dan makin dicintai, tanpa keluar duit buat ads.

1. Gunakan Cerita, Bukan Cuma Jualan

Storytelling Bikin Orang Nempel

Manusia itu suka cerita. Bahkan sebelum ada tulisan, orang udah ngobrolin kisah lewat api unggun. Nah, di era digital, lo bisa manfaatin storytelling buat ngebangun koneksi emosional.

Misalnya:

  • Ceritain perjuangan lo ngebangun bisnis

  • Share kisah customer yang puas

  • Ungkap proses di balik layar

Contoh:

“Awalnya kami cuma jualan brownies dari dapur rumah. Sekarang udah punya pelanggan di 5 kota. Semua karena kalian.”

Gaya begini bikin audiens ngerasa relate. Mereka nggak cuma ngeliat produk, tapi juga perjalanan lo.

2. Bikin Konten yang Bisa Di-‘Nempel-in’ di Kepala

Konten Relatable = Konten Viral

Lo pasti pernah liat meme atau konten TikTok yang bikin lo mikir, “INI GUE BANGET!” Nah, itu yang namanya konten relatable. Kuncinya: pahami kehidupan target audiens lo, terus tuangkan dalam format yang lucu, jujur, atau absurd.

Tips:

  • Gunakan humor receh tapi relevan

  • Bahas keluhan sehari-hari target audiens

  • Pakai bahasa yang mereka pake juga

“Konten yang nempel itu bukan yang mewah, tapi yang ‘ini gue banget’.”

3. Aktif di Platform yang Emang Lagi Ramai

Instagram, TikTok, Twitter/X Masih Jadi Raja

Fokusin energi lo ke platform yang paling cocok buat audiens lo. Tahun 2025 ini, tiga besar masih ditempati oleh:

  • Instagram: Cocok buat visual branding dan storytelling

  • TikTok: Cepat viral, audiens luas, cocok buat konten santai

  • Twitter/X: Buat ngelawak, ngebangun opini, dan update cepat

Jangan semua dikerjain sekaligus. Pilih 1–2 platform utama, baru konsisten di sana.

4. Manfaatkan Interaksi untuk Naikkan Engagement

Bikin Orang Pingin Ikutan Ngobrol

Salah satu cara ngebangun social media awareness adalah dengan bikin orang pengen ikutan. Gimana caranya?

Coba ini:

  • Buat caption yang isinya pertanyaan absurd

  • Polling dengan opsi receh

  • Konten “versi kamu gimana?”

Contoh:

“Kalau mie instan lo dimakan pake topping aneh, lo tim apa? A) Kornet B) Sosis Bakar C) Es Krim 😱”

“Komen satu kata yang bisa ngerusak mood lo hari ini.”

Kenapa ini penting? Karena semakin banyak interaksi, semakin sering algoritma nampilin konten lo ke orang lain.

“Engagement itu bukan bonus, tapi bensin buat social media awareness.”

5. Konsistensi Gaya Bikin Brand Lo Gampang Diinget

Visual, Caption, dan Suara Harus Nyambung

Orang akan lebih gampang ngenalin akun lo kalau semua elemen branding lo konsisten. Misalnya:

  • Warna feed Instagram lo dominan kuning & biru? Pertahankan.

  • Caption lo selalu santai dan suka becanda? Jangan tiba-tiba jadi formal.

  • Pake emoji tertentu terus? Bagus, itu bisa jadi ciri khas lo.

“Jangan bikin orang bingung. Bangun identitas yang bisa diinget, bukan yang berubah-ubah tiap minggu.”

6. Ikutin Tren Tapi Tetep Jadi Diri Sendiri

Jangan Anti Tren, Tapi Jangan Jadi Budak Tren

Pakai hashtag populer, challenge viral, atau audio TikTok yang lagi rame itu penting buat naikin jangkauan. Tapi… jangan sampai lo kehilangan jati diri.

Misalnya lo jualan skincare, terus ada audio TikTok lagi rame buat dance lucu. Lo bisa ikutin tren itu tapi masukin unsur skincare-nya. Contohnya: “Pake toner tapi gerakannya tetep harus aesthetic 💅”

Tips:

  • Gabungkan tren dengan niche lo

  • Jangan paksain ikut tren yang gak nyambung

  • Pantau Explore dan FYP tiap hari

“Tren itu kayak ombak. Lo bisa naik dan surfing, tapi jangan sampe hanyut.”

7. Dorong Follower Bikin Konten Buat Lo (UGC)

User-Generated Content = Promosi Gratis

Kalau orang udah aware sama brand lo, mereka cenderung pengen terlibat. Nah, lo bisa manfaatin ini buat ngumpulin UGC (user-generated content).

Caranya:

  • Bikin challenge yang melibatkan produk lo

  • Minta testimoni pake format seru (video reaction, before-after, dll)

  • Repost konten follower yang mention brand lo

Bonusnya? Lo dapet konten organik yang bisa naikin social proof dan reach, tanpa lo harus capek bikin sendiri.

“Kalau follower udah rela bikin konten buat lo, itu tanda awareness udah nempel.”

Baca Juga: "Pentingnya Awareness sebagai Metrik Performance Marketing"

Konsisten, Sabar, dan Jangan Lupa Ngopi

Aktif-di-Platform-yang-Emang-Lagi-Ramai-Dipstrategy-Digital-Agency-Jakarta

Naikin kesadaran merek tanpa iklan emang butuh waktu. Tapi hasilnya jauh lebih solid dan loyal. Kenapa? Karena orang nggak dipaksa buat lihat brand lo, mereka nemu sendiri dan suka secara natural.

Gunakan trik-trik di atas, evaluasi terus performa konten lo, dan jangan berhenti belajar. Karena algoritma berubah, tren berubah, tapi satu yang nggak berubah: orang bakal selalu suka konten yang relevan dan jujur.

“Brand kuat itu dibangun dari hubungan, bukan iklan.”

Recent Post

Armand Surya Written by:

A super saiyan in disguise. Secretly study humanity as part of his counter intelligence work at Dipstrategy