10 Cara Bangun Brand Awareness dari Nol Pake Strategi Konten

Sini Kita Nongki-Nongki Santuy Dulu, Bro/Sis

Halo halo, sahabat Dipsterian semua yang ada di Jakarta maupun di luar kota! Lu pasti pernah ngerasa brand lo tuh udah kayak nyoba nembak calon pacar tapi gagal total tertolak tanpa ampun bikin lo tersungkur. Konten udah dipost, tapi kok sepi? Tenang, kita santuy aja dulu. Gue juga pernah di posisi itu—nulis blog, bikin reels, eh gak ada yang nonton alias sekip-sekip. Sampai akhirnya gue nemu strategi konten yang nge-boost brand awareness dari nol. Yuk, kita bahas bareng-bareng, step by step, no ribet tapi all out! 🎉

10 Cara Bangun Brand Awareness dari Nol Pake Strategi Konten


1. Pahami Brand Awareness Itu Apaan

Oke, sebelum lompat ke tips, kita harus sama-sama ngerti dulu nih: apa sih brand awareness? Intinya, seberapa banyak orang “kenal” sama brand lo. Ada dua tipe:

  • Brand recognition: audiens bisa ngenalin logo, warna, tagline lo.

  • Brand recall: audiens langsung keinget brand lo pas butuh produk sejenis.

“Biar brand kamu gak cuma dipandang, tapi juga diingat!”

Kalau lo belum punya dua hal itu, content strategy lo bakal sia-sia. Dari sini, kita mulai rangkai konten supaya orang bisa kenal dan inget brand lo.


2. Tentuin Siapa Target Audiensmu

Lo gak bisa bikin konten generic dan berharap semua orang suka. Harus:

  • Tau umur, gender, interest, biasa nongkrong dimana (IG, TikTok, LinkedIn).

  • Kenali pain point mereka: misal, mereka males cari info yang berat, tapi butuh insight cepat.

Kalau targetnya mahasiswa tech-savvy, tone lo bisa santai, pake istilah ‘gaul’, luwes banget kayak ngobrol di warung kopi.
Kalau targetnya pebisnis muda? Tone-nya masih santai, tapi lebih profesional, pake istilah funnel, ROI, dan keyword.


3. Riset Keyword & Topik yang Bikin Brandmu Muncul

Nah, masukkan bagian keyword dari tema #1 + #2 yang udah kita bahas.

Langkah riset:

  1. Brainstorm seed keyword: brand awareness, apa itu brand awareness, riset keyword, tutorial keyword research awareness.

  2. Gunakan tools: Google Trends, Ahrefs, Mangools, Ubersuggest.

    • Lihat volume, keyword difficulty, intent.

  3. Pilih mid/long-tail contohnya:

    • “apa itu brand awareness”

    • “cara meningkatkan brand awareness”

    • “tutorial keyword research awareness stage”

Kalau lo mau rank cepat, ambil yang volume sedang tapi intentnya tepat. Jangan lupa pelabelan: awareness / informasional.


4. Bikin Konten Edukatif yang Gaul & Berguna

Konten lo gak usah serius, yang penting informatif dan easy to read.

Contoh:

  • Mulai paragraf dengan sapaan “Bro/Sis…”

  • Sisipkan emoji atau quote singkat:

    “Konten gaul tapi bermanfaat = love pertama dari audiens.”

Beberapa panjang paragraf di poin-poin pengalaman penting: misal latar belakang brand, salah riset keyword, terus ketemu yang pas—tulis 2–3 paragraf supaya detail.


5. Optimasi SEO Level Dasar

Biar konten lo ketauan sama Google, optimasi dasar kudu ada:

  • Masukin keyword utama di title, intro, heading H2–H3, serta alt image.

  • Internal & external link: linking ke artikel atau tools support.

  • Meta tags: meta description singkat tapi click-worthy (nanti kita buat).

Jangan over-optimasi, cukup sisipin secara alami.


6. Eksplorasi Format Konten Kekinian

Gen Z itu gak lagi baca paragraf panjang terus. Konten harus variatif:

  • Blog panjang (1.8–2k kata) buat yang ingin tau dalam.

  • Carousel Instagram / LinkedIn (5–7 slide).

  • Video Reels/TikTok: ringkas, langsung ke point.

  • Infografis: visual keyword funnel, brand awareness stage.

Dengan berbagai format, brand awareness semakin nempel, karena kecium di banyak touch-point.


7. Sebar Kabar Konten Lewat Channel Tepat

Lo bikin konten keren, tapi salah channel? Bisa jadi zonk.

  • Blog post → share ke LinkedIn, Twitter, Facebook—sesuaikan caption.

  • Carousel → IG & LinkedIn.

  • Video Reels/TikTok → jadi highlight di profil, share juga ke Instagram Story.

Gunakan hashtag relevan: #BrandAwareness, #KeywordResearch, #GenZMarketing. Jangan lupa interaksi: reply komen, DM, share ulang story audiens.


8. Gunain Analitik & Pantau Performa

Kita lanjut ke metrik yang keliatan kayak admin IG:

  • Google Analytics: pageviews, bounce rate, avg time onsite.

  • Google Search Console: klik, impressions, CTR, posisi rata-rata.

  • IG/TikTok analytics: views, saves, shares.

Kalau metriknya rendah: CTR < 1%, time < 30 detik, mungkin konten belum ngena. Saatnya iterate.


9. Iterasi & Scaling Kontenmu

Konten itu bukan sekali posting langsung viral (kecuali gak sengaja).
Jadi:

  • Evaluasi tiap 2 minggu: konten mana traffic-nya tinggi → bikin versi video, update blog.

  • Konten yang engagement-nya tinggi? Bikin sekuel series artikel atau video.

  • Link balik (backlink) dari blog lain? Kontak mereka: “Thanks, ini versi terupdate dari sumber sebelumnya.”


10. Konsisten & Bangun Komunitas

Sebelum semuanya viral, kita harus punya pondasi dulu:

  • Konsisten posting: konten blog 1–2x/minggu, Reels 2x/minggu.

  • Ajak audiens diskusi: “Guys, kalian pernah ngalamin….? Yuk share!”

  • Bikin grup, newsletter, atau Discord kecil buat diskusi.

Dengan komunitas kecil dulu, brand lo bakal lebih relasional—bukan cuma broadcasting.

"Pentingnya Awareness sebagai Metrik Performance Marketing"

Kesimpulan & CTA “Yuk Eksekusi Bareng!”

Jadi, itu dia 10 cara buat bangun brand awareness pake strategi konten.
Dimulai dari riset keyword (tema #1), ditambah edukasi tentang brand awareness (tema #2), disajikan secara gaul ala Gen Z, tapi tetap informatif dan mengikuti kaidah SEO.

“Konten gaul + strategi SEO = awareness yang nancep”

Sekarang giliran kamu:

  1. Pilih 3 keyword mid/long-tail dari riset bareng.

  2. Bikin blog post + satu format video/pictures.

  3. Pantau metrik seminggu, lalu iterasi.

Yuk eksekusi bareng! Kalau mau aku bantu riset keyword nyata, kasih tahu aja yaa 😉

Recent Post

Armand Surya Written by:

A super saiyan in disguise. Secretly study humanity as part of his counter intelligence work at Dipstrategy