Dulu Tarik Tambang, Sekarang Tarik Data: 17an Zaman Digital

Antara Panasnya Lapangan dan Panasnya Timeline

Lo pernah ngerasain 17-an yang beneran rame di lapangan? Yang lomba bawa kelereng pake sendok, makan kerupuk sampe leher pegel, terus ada MC-nya teriak pake toa murahan tapi semua happy? Nah, sekarang coba bandingin sama 17-an zaman now. Scroll timeline, nemu challenge #17anChallenge, ada filter IG merah putih, terus FYP lo penuh konten editan bendera Indonesia berkibar sambil backsound “Tanah Airku”.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by INSIDE SOCÏETEIT (@insidesocieteit)

Bukan mau bilang salah, tapi vibe-nya udah beda banget, ya kan? Dulu kita rame-rame narik tambang, sekarang kita rame-rame narik data—upload, download, repost, comment war, bahkan mabar lomba online. Merdekanya tetep ada, cuma bentuknya yang berubah.

Pertanyaannya: “Sebenernya kita makin merdeka atau malah makin terjajah… sama algoritma?”

Tenang, artikel ini gak bakal nge-judge lo. Kita bakal ngobrol santai sambil ngebedah gimana kemerdekaan itu udah masuk ke fase digital. Dari yang dulu saling dorong di tanah lapang, sekarang jadi saling push konten di dunia maya. Yuk, mulai tarik benang merahnya—eh maksudnya, tarik pembahasannya. 😎


1. Lomba 17an: Dari Panjat Pinang ke Panjat Engagement

Dulu: Keringat, tawa, dan kerupuk

  • Lomba 17-an itu simbol kebersamaan. Ada tarik tambang, panjat pinang, balap karung.

  • Meski hadiahnya cuma sabun batangan atau mie instan, vibes-nya gak bisa digantikan.

Sekarang: Swipe, scroll, dan share

  • Viral challenge kayak #17anChallenge, lomba video Reels bendera, hingga live quiz Shopee.

  • Hadiah lebih besar? Bisa. Tapi kadang jadi ajang pamer engagement semata.

“Dulu lomba tarik tambang, sekarang lomba siapa paling cepet masuk FYP.”


2. Budaya Offline vs Budaya Online: Nggak Cuma Pindah Medan

Apa yang hilang?

  • Interaksi fisik, teriak bareng, basah-basahan rebutan hadiah.

  • Sense of belonging di komunitas offline yang makin langka.

Apa yang muncul?

  • Kreativitas digital makin jadi panggung utama.

  • Budaya lokal dipopulerkan ulang lewat TikTok & IG, tapi kadang keluar konteks.


3. Digitalisasi Tradisi: Pelestarian atau Komodifikasi?

Bentuk baru tradisi

  • Gapura digital, lomba virtual, dan parade online mulai muncul.

  • Konten kreator lokal kayak @niskalathestory ngangkat budaya Betawi via animasi dan short video.

Risiko yang ngintip

  • Tradisi jadi konten demi likes, bukan pemahaman.

  • Budaya dijadikan “template trending” tanpa kedalaman.

“Melestarikan budaya itu bukan cuma ngedit filter merah putih.”


4. Apa Itu Kemerdekaan Digital?

Apa sih maksudnya “merdeka” di dunia maya?

Kemerdekaan digital tuh lebih dari sekadar bisa nge-post kapan aja. Ini soal hak, keamanan, dan ekspresi lo sebagai digital citizen.

🔓 Akses informasi tanpa batasan

Masih banyak daerah di Indonesia yang sinyalnya timbul tenggelam kayak cinta gebetan. Padahal literasi digital dimulai dari akses.

🧠 Bebas berekspresi tanpa takut dibungkam

Bayangin lo kritik hal wajar, tapi kena ban di medsos. Apakah ini kemerdekaan?

🔐 Kontrol atas data pribadi

Lo ngomong “sepatu putih” sekali, iklannya langsung muncul di semua platform. Merinding.


Apa aja tantangannya?

⚖️ Regulasi belum kuat

UU PDP udah disahkan, tapi lembaga pelaksananya belum jalan. Data kita masih kayak rumah tanpa pagar.

🌍 Ketergantungan platform asing

Kebanyakan server data Indonesia masih di luar negeri. Artinya kita upload di sini, tapi kendali tetap di luar.

“Merdeka secara fisik ≠ merdeka secara digital.”


5. Netizen Nasionalis: Dari Hashtag ke Aksi

Hashtag booming tiap Agustus

  • #DirgahayuRI, #17anChallenge, dan sejenisnya selalu naik.

  • Tapi apakah viral = kontribusi?

Bentuk aksi digital yang real

  • Donasi online buat veteran.

  • Konten edukatif tentang sejarah yang bener (bukan mitos).

“Merdeka itu bukan cuma trending, tapi bertindak.”


6. Algoritma vs Identitas Nasional

Siapa yang ngatur kita?

  • Feed lo dibentuk sama likes, ads, dan AI, bukan nasionalisme.

  • Konten drama dan gosip sering lebih naik dari edukasi dan budaya.

Solusi? Edukasi + intervensi algoritma lokal

  • YouTube & TikTok punya fitur local trending, tapi masih minim untuk konten sejarah atau lokal culture.


7. Lomba Meme dan AI Art: Humor Rakyat Era Digital

Meme: bentuk ekspresi merdeka?

  • Meme bertema kemerdekaan bisa jadi sarana kritik & refleksi.

  • Contoh: Meme “Pahlawan dulu ngusir penjajah, sekarang ngusir ads.”

AI Art: Estetik tapi etis?

  • Banyak AI-generated art untuk Hari Kemerdekaan yang estetik banget.

  • Tapi apakah karya tanpa konteks bisa dianggap ekspresi kemerdekaan?


8. Digital Detox Pas 17an: Ironi atau Solusi?

Ajakan buat lepas dari layar

  • Kampanye #OfflineDulu di beberapa komunitas anak muda.

  • Fokus ke lomba nyata, bukan story Instagram-nya doang.

Tantangan: FOMO akut

  • Takut gak up to date.

  • Takut gak masuk FYP, padahal lagi upacara.

“Sekali-kali matiin HP, nyalain obrolan sama tetangga.”

"Pemerintah Mau Larang Anak Main Medsos: Negara Apa Grup WA?"

9. Tarik Data: Gaya Baru Penjajahan?

Siapa pemilik datamu?

  • Facebook, Google, TikTok tahu lebih banyak soal lo dari KTP lo sendiri.

  • Data lo dijual buat ads, riset, bahkan politik.

Kedaulatan digital Indonesia: Urgensi nyata

  • Perlu ada server lokal, platform lokal, dan perlindungan data kuat.

  • Beberapa inisiatif seperti Bursa Data Nasional (BRIN) udah mulai, tapi masih panjang.

“Kalau dulu direbut tanahnya, sekarang direbut datanya.”


Jadi Kesimpulannya, 17an Gak Cuma Soal Upacara, Tapi Upgrade Kesadaran

Dulu Tarik Tambang, Sekarang Tarik Data: 17an Zaman Digital

Kita hidup di dua dunia: offline & online. Keduanya bisa jadi ruang merdeka, atau sebaliknya, ruang penindasan. Jadi, di Hari Kemerdekaan ini, yuk kita refleksi:

  • Lo udah bebas berpendapat?

  • Lo udah ngerti hak digital lo?

  • Lo udah bantu sebar konten beneran, bukan hoax?

“Merdeka itu bukan cuma status, tapi cara mikir.”

Recent Post

Armand Surya Written by:

A super saiyan in disguise. Secretly study humanity as part of his counter intelligence work at Dipstrategy