Pernah nggak sih kamu ngerasa udah capek bikin konten SEO yang rapi banget—judulnya clickable, keyword-nya on point, tapi kok klik organiknya malah turun? Padahal impresinya naik? Tenang, kamu nggak sendirian. Ini bukan salahmu (atau copywriter-mu), tapi dunia SEO 2025 emang lagi berubah besar-besaran gara-gara satu hal: Google AI Overview.
Yup, fitur baru ini bukan cuma “sekadar update”, tapi redefinisi cara orang berinteraksi sama hasil pencarian. Kalau dulu tujuan utamanya bikin orang klik ke website, sekarang mereka bisa dapat semua jawaban langsung dari halaman pencarian. Welcome to the zero-click era, di mana pengguna makin jarang klik tapi makin sering dapet insight instan.
Nah, terus gimana nasib jasa SEO dan para marketer yang hidup dari traffic organik? Apakah semua bakal tenggelam di balik AI Google yang makin pintar? Yuk, kita bahas bareng—pelan-pelan, tapi dalem—tentang gimana cara bertahan di era baru ini dan strategi apa yang masih bisa bikin SEO tetap relevan di tahun 2025.
Contents
- 1 Apa Itu Google AI Overview, dan Kenapa Semua Orang Panik?
- 2 Zero-Click Search: Era Baru, Tantangan Baru
- 3 Dampak Langsung ke Dunia Jasa SEO
- 4 Strategi Adaptasi: SEO Nggak Mati, Tapi Berevolusi
- 5 Cara Jasa SEO Bisa Edukasi Klien
- 6 Tantangan Teknis: Adaptasi di Tengah Evolusi Algoritma
- 7 Peluang di Tengah Krisis: SEO untuk AI Platforms
- 8 Contoh Implementasi yang Dapat Diterapkan
- 9 Jadi, Apakah SEO Masih Relevan di 2025?
- 10 Kesimpulan: Bertahan dengan Adaptasi, Bukan Nostalgia
Apa Itu Google AI Overview, dan Kenapa Semua Orang Panik?
Buat yang belum terlalu ngulik, Google AI Overview (dulunya dikenal sebagai Search Generative Experience atau SGE) adalah fitur berbasis AI generatif di hasil pencarian Google. Ia memberikan jawaban langsung di atas SERP berdasarkan gabungan sumber-sumber tepercaya, lengkap dengan ringkasan yang bisa dibaca cepat.
Contohnya, kamu ketik “cara meningkatkan traffic organik tanpa iklan.” Alih-alih dapet daftar link artikel, kamu langsung disuguhi ringkasan dari AI yang udah ngumpulin info dari berbagai website—plus link sumber di bawahnya. Sounds cool, kan?
Tapi di sisi lain, ini bikin masalah besar: klik organik turun drastis. Karena user udah dapet jawaban langsung, mereka nggak merasa perlu ngeklik website lagi.
Buat brand, publisher, dan jasa SEO, ini artinya satu hal: metrik lama kayak CTR (Click Through Rate) udah nggak bisa jadi patokan utama lagi.
“Traffic mungkin turun, tapi bukan berarti value ikut hilang.”
Zero-Click Search: Era Baru, Tantangan Baru
Konsep zero-click search sebenarnya udah muncul sejak adanya featured snippet, knowledge graph, dan People Also Ask. Tapi di 2025, skalanya beda banget. Dengan adanya AI Overview, hampir semua pencarian informatif berpotensi jadi zero-click.
Google pengen bikin pengalaman pencarian makin efisien, tapi buat pebisnis online dan agency, ini kayak “ngasih semua jawaban ke user tanpa lewat pintu toko dulu.”
Nah, di sinilah tantangannya:
-
Bagaimana caranya memastikan brand tetap terlihat meskipun user nggak klik?
-
Apa metrik baru yang bisa nunjukin ROI dari SEO?
-
Strategi apa yang masih relevan di dunia yang makin didominasi AI?
Dampak Langsung ke Dunia Jasa SEO
Kalau dulu jasa SEO cuma fokus ke optimasi keyword dan backlink, sekarang permainan berubah total. Berikut beberapa dampak yang paling kerasa di lapangan:
-
CTR organik menurun. Bahkan situs besar dengan posisi top 3 bisa kehilangan 20–40% klik karena jawaban udah muncul di AI Overview.
-
Brand visibility bergeser. Dulu ranking satu berarti paling kelihatan, sekarang bisa “kehalang” jawaban AI.
-
Konten harus lebih spesifik. AI Overview cenderung memilih konten dengan struktur jelas, narasi kontekstual, dan tone yang natural.
-
Data reporting makin kompleks. Klien mulai nanya: “Traffic turun, tapi kenapa konversi naik?” Nah, di sinilah SEO harus jadi analis, bukan cuma optimis.
Strategi Adaptasi: SEO Nggak Mati, Tapi Berevolusi
Meski kelihatannya suram, sebenarnya ini momen bagus buat jasa SEO 2025 buat berevolusi. Ada beberapa strategi penting biar tetap relevan di tengah gelombang AI Overview ini.
1. Fokus ke Structured Data & Schema Markup
Google AI Overview ngambil data dari konten yang punya struktur jelas. Dengan menerapkan structured data, kamu bantu mesin paham konteks situsmu. Misalnya pakai schema FAQ, HowTo, Product, atau Review.
Contoh:
Kalau kamu punya artikel “Cara Memilih Laptop untuk Desain Grafis,” pakai schema HowTo biar Google bisa ngerti step-by-step-nya. Hasilnya? Kontenmu punya peluang lebih tinggi muncul di AI Overview.
2. Main di Long-Tail Keyword & Intent Spesifik
Karena AI Overview ngambil konten umum buat jawab query generik, peluang besar ada di long-tail keyword. Misalnya bukan “cara SEO,” tapi “cara optimasi meta description untuk toko online kecil.”
Keyword spesifik kayak gini masih susah dijawab AI dengan akurat, dan justru lebih bernilai buat user yang serius beli.
“Yang klik sedikit, tapi niatnya gede—itu yang penting.”
3. Optimasi Brand Mentions & Trust Element
Makin sering brand kamu disebut (tanpa harus ada backlink), makin besar peluang kontenmu dianggap kredibel.
Tambahkan elemen E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness) di semua konten—dari author bio sampai testimoni klien.
4. Buat Konten yang Bisa Jadi “Sumber Rujukan AI”
Alih-alih takut disaingi AI, jadikan AI sebagai teman main. Tulis konten yang punya value tinggi dan bisa dikutip AI Overview. Caranya?
-
Gunakan data dan opini orisinal.
-
Tambahkan insight yang belum banyak dibahas.
-
Gunakan tone humanis dan percakapan alami.
Kalau kontenmu jadi sumber AI, kamu tetap dapat visibility meskipun tanpa klik langsung.
5. Redefinisi ROI: Dari Traffic ke Engagement
Di era zero-click, traffic bukan segalanya. ROI SEO bisa diukur dari:
-
Assisted conversions (konversi setelah user lihat brand kamu di search, lalu datang via channel lain).
-
Branded queries (pencarian yang menyebut nama brand kamu).
-
Dwell time (berapa lama user berinteraksi).
-
Lead quality, bukan quantity.
Dengan metrik ini, agency bisa tetap buktiin value SEO ke klien tanpa cuma ngandelin angka kunjungan.
Cara Jasa SEO Bisa Edukasi Klien
Salah satu tantangan terbesar di dunia jasa SEO adalah komunikasi. Banyak klien yang masih mikir, “kalau traffic turun, berarti kerjaan SEO-nya gagal.”
Padahal kenyataannya, perilaku pengguna udah berubah.
Maka agency harus jadi storyteller data.
Jelaskan pakai visual: grafik impresi naik, CTR turun, tapi conversion tetap stabil.
Buat mereka ngerti bahwa sekarang awareness lebih penting dari klik.
“SEO bukan lagi soal ranking tinggi, tapi posisi kuat di benak pengguna.”
Selain itu, agency bisa mulai bikin laporan bulanan yang lebih naratif—misalnya menjelaskan kontribusi SEO terhadap perjalanan pelanggan lintas channel (social, ads, email, dan sebagainya).
Tantangan Teknis: Adaptasi di Tengah Evolusi Algoritma
AI Overview bukan cuma fitur UI, tapi sistem AI-driven yang terus belajar. Artinya, strategi SEO harus makin teknis tapi juga fleksibel.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
-
Konten yang terlalu clickbait bakal diabaikan. Google sekarang ngerti niat sebenarnya di balik headline.
-
Page speed dan UX makin krusial. Karena AI Overview milih sumber dari situs yang punya pengalaman pengguna bagus.
-
Konten update cepat menang. Artikel yang direfresh rutin punya peluang lebih tinggi muncul di rekomendasi AI.
Peluang di Tengah Krisis: SEO untuk AI Platforms
Kabar baiknya, AI Overview bukan akhir dari dunia SEO—tapi evolusi channel baru.
Sekarang muncul tren baru: optimasi untuk AI platforms seperti ChatGPT, Perplexity, dan Gemini.
Artinya, selain fokus di Google, agensi juga bisa bantu klien muncul di hasil pencarian berbasis AI assistant.
Misalnya bikin konten FAQ-friendly atau menyediakan structured snippets yang bisa dibaca model AI.
Ke depannya, AI visibility bisa jadi KPI baru di laporan SEO.
Jadi bukan cuma “Ranking di Google,” tapi “Terbaca di AI.”
Contoh Implementasi yang Dapat Diterapkan
Biar lebih konkret, bayangin dua pendekatan ini:
-
Brand A (E-commerce Fashion):
Mereka menambahkan schemaProduct+FAQ, serta bikin konten long-tail seperti “cara memilih bahan katun terbaik untuk musim panas.”
Hasilnya, meski klik turun 25%, brand mereka makin sering muncul di AI Overview dan People Also Ask. Awareness naik, conversion tetap stabil. -
Brand B (Konsultan Digital):
Mereka fokus pada branded queries dan konten thought leadership.
Alih-alih ngejar traffic besar, mereka bikin artikel opini dan studi kasus unik yang sering dikutip AI Overview. Akibatnya, meskipun traffic menurun, bisa jadi lead berkualitas naik 30%.
Jadi, Apakah SEO Masih Relevan di 2025?
Jawabannya: iya banget.
Tapi bentuknya udah beda. Sekarang SEO bukan cuma soal ranking dan traffic, tapi tentang relevansi dan kredibilitas di dunia yang makin AI-driven.
Kalau dulu SEO main di permukaan algoritma, sekarang SEO adalah permainan persepsi dan niat pengguna.
AI Overview nggak ngebunuh SEO, tapi ngebuat kita mikir lebih dalam: “Apa nilai sebenarnya dari konten yang kita buat?”
“Di dunia yang dikurasi AI, jadi manusia justru nilai jual terbesar.”
Kesimpulan: Bertahan dengan Adaptasi, Bukan Nostalgia
Jasa SEO 2025 nggak bisa lagi ngandelin cara lama.
Zero-click bukan ancaman, tapi sinyal perubahan.
Kita cuma perlu redefinisi sukses, dari traffic ke impact.
Kuncinya cuma satu: beradaptasi.
Gunakan data, pelajari tren, dan terus eksperimen dengan konten yang berani beda.
Karena di era Google AI Overview, yang bertahan bukan yang paling pintar—tapi yang paling cepat berubah.
