Gagal Closing Padahal Konten Udah Kece?
Yuk kenali 7 sinyal campaign sosmed kamu perlu retargeting sebelum budget habis sia-sia.
Pernah nggak sih kamu posting konten yang udah niat banget—caption puitis, desain kece, bahkan di-boost pakai ads—tapi hasilnya… meh? Reach tinggi, tapi like bisa dihitung jari. Atau iklan udah jalan dua minggu tapi nggak ada yang klik ke website. Kalau kamu ngerasa relate, bisa jadi itu bukan salah kontennya. Bisa jadi, kamu cuma belum retargeting.
“Retargeting itu bukan plan B. Itu justru senjata rahasia di plan A kamu.”
Di tahun 2025 ini, algoritma makin galak, user makin skeptis, dan perhatian makin pendek. Jadi kalau kamu masih pakai strategi yang itu-itu aja buat campaign sosmed, siap-siap kecewa. Di artikel ini, kita akan ngobrolin 7 tanda paling jelas kalau campaign sosmed kamu butuh retargeting—plus contoh kasus biar makin nyangkut.
Contents
- 1 1. Reach Tinggi Tapi Engagement Rendah
- 2 2. CTR Anjlok Setelah Minggu Pertama
- 3 3. Banyak Klik, Tapi Konversi Nol
- 4 4. Konten Viral Tapi Gak Ngaruh ke Brand
- 5 5. Brand Kamu Udah Kuat, Tapi Iklan Gak Nendang
- 6 6. Audience Banyak Lihat, Tapi Masih Ragu
- 7 7. Yang Viral Malah Akun Creator, Bukan Brand
- 8 TL;DR: Checklist Tanda Kamu Butuh Retargeting
1. Reach Tinggi Tapi Engagement Rendah
Kamu udah ngeluarin ads ke target audience luas. Hasilnya? Impressions tembus puluhan ribu. Tapi waktu liat engagement rate… sedih.
Ini tanda klasik. Artinya orang lihat, tapi nggak tertarik. Bisa jadi target kamu terlalu luas, atau kontennya nggak relatable buat mereka.
Solusi: Retarget ke orang yang pernah engage, walau cuma nonton 3 detik video kamu. Gunakan konten berbeda buat mereka—lebih personal, lebih relevan.
“Engagement bukan soal viral. Tapi soal siapa yang stay setelah lihat.”
🟢 Contoh kasus: Brand skincare lokal nge-boost video edukasi. Views 200K, likes cuma 300. Setelah retarget ke orang yang nonton lebih dari 50%, likes naik jadi 1.200.
2. CTR Anjlok Setelah Minggu Pertama
Awal-awal, iklan kamu perform bagus banget. CTR (Click Through Rate) tinggi. Tapi masuk minggu kedua… angka mulai turun.
Ini namanya ad fatigue. Audiens yang sama udah lihat iklan kamu berulang-ulang. Mereka bosan.
Solusi: Retarget audiens yang sudah pernah klik, tapi pakai konten baru: format carousel, video behind-the-scenes, atau testimoni pelanggan.
“Orang bisa suka brand kamu. Tapi tetap butuh alasan baru buat nge-klik.”
🟢 Contoh kasus: Brand F&B lokal pakai carousel menu minggu pertama (CTR 2.5%). Minggu kedua drop ke 0.8%. Setelah retarget pakai video dapur, CTR naik ke 2.3%.
3. Banyak Klik, Tapi Konversi Nol
Orang nge-klik iklan kamu. Tapi nggak ada yang checkout. Nggak ada yang isi form. Nggak ada yang nge-chat. Kenapa?
Biasanya mereka masih mikir-mikir. Atau mungkin belum yakin. Mungkin juga mereka butuh reminder kedua—atau ketiga.
Solusi: Jalankan retarget ke orang yang udah klik link atau add-to-cart, tapi nggak sampai beli. Tampilkan konten testimonial, garansi, atau promo.
🟢 Contoh kasus: Brand fashion dapat 1.000 klik ke katalog tapi nol penjualan. Setelah retarget pakai video “review real customer”, conversion rate naik 18%.
4. Konten Viral Tapi Gak Ngaruh ke Brand
Siapa yang nggak seneng kontennya viral? Tapi… kok sales nggak naik? Followers juga nggak nambah?
Ini kejadian banget. Viral bukan berarti profitable. Kadang orang cuma nonton karena lucu, bukan karena peduli brand kamu.
Solusi: Retarget penonton konten viral kamu dengan konten lanjutan—jelasin brand kamu siapa, value-nya apa, kenapa mereka harus peduli.
“Viral itu kesempatan, bukan kemenangan. Yang penting: follow-up.”
🟢 Contoh kasus: Brand minuman viral karena cup-nya dipakai cosplay. Tapi sales nggak naik. Setelah retarget viewer dengan promo khusus, penjualan naik 30% dalam 3 hari.
5. Brand Kamu Udah Kuat, Tapi Iklan Gak Nendang
Akun kamu udah punya positioning. Konten konsisten. Followers loyal. Tapi waktu kamu jalanin ads—hasilnya zonk.
Ini pertanda kamu terlalu lama di ranah branding, belum masuk ke ranah performance.
Solusi: Retarget followers atau engagers dengan penawaran khusus, bonus, atau urgensi.
🟢 Contoh kasus: Startup edukasi punya IG penuh konten edukatif. Setelah retarget ke followers dengan iklan diskon onboarding, CTR naik 4x lipat.
“Branding bawa orang datang. Retargeting bikin mereka stay dan beli.”
6. Audience Banyak Lihat, Tapi Masih Ragu
Kamu lihat story views tinggi, video banyak ditonton, tapi… nggak ada gerakan. Ini pertanda audiens kamu interested tapi belum percaya.
Solusi: Jalankan retargeting funnel:
- Awareness: story/video
- Consideration: edukasi/testimoni
- Decision: promo/tawaran terbatas
🟢 Contoh kasus: Brand kursus desain bikin konten meme (awareness) → tutorial (consideration) → hasil karya siswa (decision). Conversion rate naik dari 0.9% ke 3.4%.
7. Yang Viral Malah Akun Creator, Bukan Brand
Brand kamu collab sama influencer, dan kontennya viral. Tapi akun brand kamu… nggak dapet apa-apa. Kenapa?
Karena yang diingat orang adalah kreatornya, bukan brand kamu.
Solusi: Retarget viewer video kolaborasi dengan CTA yang mengarah ke akun brand. Bisa pakai iklan, bisa juga pakai konten lanjutan.
“Di era kolaborasi, brand tetap harus punya spotlight-nya sendiri.”
🟢 Contoh kasus: Brand teh lokal collab dengan TikTok creator. Setelah viral, brand jalankan retargeting ke viewer video tsb dengan CTA follow akun brand. Followers naik 15K dalam seminggu.
TL;DR: Checklist Tanda Kamu Butuh Retargeting
Tanda | Retargeting yang Disarankan |
---|---|
Reach tinggi, engagement rendah | Target penonton yang sudah engage |
CTR menurun setelah minggu pertama | Ganti format & kreatif konten |
Banyak klik tapi gak ada konversi | Testimoni, edukasi, promo |
Viral tapi nggak berdampak ke brand | Follow-up konten untuk edukasi brand |
Brand awareness bagus, iklan lemah | Retarget dengan CTA jelas & urgency |
Audience masih ragu | Funnel edukasi-testimoni-promo |
Yang viral akun creator, bukan brand | Retarget viewer ke akun brand |
“Kalau audiens udah pernah liat kamu sekali, jangan biarin mereka lupa. Ingatin lagi. Tapi kali ini, dengan pesan yang lebih dalam.”
Selamat mencoba strategi retargeting kamu! Jangan cuma puas di tahap awareness. Karena retargeting adalah kunci untuk mengubah viewers jadi buyers.