Last updated on September 25
Kenapa Banyak Brand Masih Gagal di Iklan Digital?
Pernah nggak sih lo udah keluarin duit banyak buat iklan digital, tapi hasilnya kayak ngelempar batu ke kolam? Ada bunyi plung, tapi nggak ada riak gede. Kalau iya, selamat datang di klub para brand yang suka “boncos” gara-gara kesalahan iklan digital yang sebenarnya bisa dihindari.
Zaman sekarang, iklan digital udah kayak oksigen buat brand. Tanpa iklan, susah banget dikenal orang. Tapi kalau cara pasangnya salah, duit lo bisa menguap gitu aja. Nah, di artikel ini, gue bakal ngajak lo ngobrol santai tentang 10 kesalahan fatal saat pasang iklan digital—dan pastinya gimana cara menghindarinya.
“Iklan digital itu bukan soal siapa yang paling banyak buang duit, tapi siapa yang paling ngerti audiensnya.”
Yuk kita bongkar bareng!
Contents
- 1 1. Nggak Punya Target Audience yang Jelas
- 2 2. Copywriting Iklan yang Buram
- 3 3. Visual Iklan Kurang Menarik
- 4 4. Landing Page yang Bikin Ilang Mood
- 5 5. Nggak Pasang Data Tracking
- 6 6. Budget Iklan Asal-Asalan
- 7 7. Nggak Mainin Remarketing
- 8 8. Salah Pilih Platform Iklan
- 9 9. Nggak Konsisten A/B Testing
- 10 10. Cuma Fokus Jualan, Lupa Bangun Brand
- 11 Penutup: Formula Hindari Kesalahan Fatal
- 12 Kata-kata hari ini buat lo:
1. Nggak Punya Target Audience yang Jelas
Ini kesalahan paling klasik. Banyak brand asal tembak semua orang dengan harapan ada yang kena. Masalahnya? Budget jadi cepet habis, hasil minim.
Bayangin lo jual skincare buat cowok, tapi target iklan lo malah semua gender, semua umur. Jelas boros.
Solusi: bikin target audiens iklan digital yang detail. Pake data demografi (usia, gender, lokasi), interest (hobinya apa), sama behavior (kebiasaan online). Semakin tajam segmentasi lo, makin hemat biaya iklan dan hasilnya lebih maksimal.
2. Copywriting Iklan yang Buram
Headline adalah pintu utama iklan. Kalau pintunya jelek, siapa juga yang mau masuk? Banyak brand bikin copywriting yang fokus ke fitur, bukan manfaat. Jadinya datar dan membosankan.
Misalnya: “Laptop dengan RAM 8GB.” → meh.
Bandingin sama: “Laptop super ngebut, multitasking lancar tanpa nge-lag.” → nah ini bikin penasaran!
Solusi: pake prinsip AIDA (Attention, Interest, Desire, Action). Tulis iklan yang langsung nyentuh masalah audiens.
“Copywriting bukan tentang nulis kata-kata manis, tapi bikin orang merasa ‘gue butuh ini sekarang juga’.”
3. Visual Iklan Kurang Menarik
Lo pasti sering liat iklan yang fotonya asal comot, resolusi rendah, atau nggak nyambung sama pesannya. Hasilnya? Scroll lewat aja, nggak dilirik.
Visual iklan itu magnet. Kalau nggak menarik, orang males berhenti.
Solusi: invest di creative design. Pake foto/video yang estetik, sesuai tone brand, dan relevan sama target. Jangan lupa bikin beberapa versi untuk dites (A/B testing).
4. Landing Page yang Bikin Ilang Mood
Nah ini sering kejadian. Orang udah klik iklan, tapi begitu sampai di landing page, langsung kabur. Kenapa? Karena hal-hal berikut:
-
Loading lambat.
-
Tampilan berantakan.
-
Gak mobile friendly.
-
CTA (call to action) nyempil.
Padahal, klik doang nggak ada artinya kalau nggak jadi konversi.
Solusi: optimasi landing page iklan digital lo. Pastikan desainnya clean, loading cepat, ada CTA jelas, dan responsif di mobile. Jangan lupa tes beberapa versi buat liat mana yang paling efektif.
5. Nggak Pasang Data Tracking
Banyak brand pasang iklan cuma lihat impression sama klik, tanpa tau hasil real-nya. Padahal inti iklan itu ROI, bukan sekadar “wah iklannya rame yang liat.”
Kesalahan fatalnya: nggak pasang tracking pixel, conversion tag, atau GA4. Jadi, lo nggak tau apakah iklan beneran menghasilkan leads atau sales.
Solusi: setup analitik sejak awal. Monitor funnel dari klik → landing page → konversi. Dengan tracking yang bener, lo bisa ngukur ROI iklan digital dengan lebih akurat.
6. Budget Iklan Asal-Asalan
Ada brand yang kalap, langsung buang budget gede di awal tanpa strategi. Ada juga yang pelit banget, berharap hasil gede dengan budget receh. Dua-duanya bisa bikin gagal.
Solusi: tentuin budget iklan digital sesuai tujuan kampanye. Misalnya, kalau tujuannya awareness, siapin budget lebih buat jangkauan. Kalau tujuannya konversi, fokus di channel dengan potensi closing tinggi.
“Budget iklan itu kayak bensin: kalau kebanyakan bisa mubazir, kalau kekurangan nggak bakal sampai tujuan.”
7. Nggak Mainin Remarketing
Data menunjukkan: 90% orang nggak langsung beli di klik pertama. Jadi kalau lo cuma pasang iklan sekali, ya jangan heran kalau hasilnya tipis.
Solusi: manfaatin remarketing ads. Tampilkan iklan lagi ke orang yang udah pernah klik atau berinteraksi. Misalnya, mereka udah masukin barang ke cart tapi belum checkout. Dengan remarketing, kemungkinan closing jadi jauh lebih besar.
8. Salah Pilih Platform Iklan
Banyak brand asal ikut tren. Semua budget ditaruh di Instagram atau TikTok, padahal audiens utama mereka ada di LinkedIn atau Google Search.
Contoh: kalau lo jual software B2B, iklan di TikTok bisa jadi kurang efektif. Lebih tepat kalau main di Google Ads atau LinkedIn Ads.
Solusi: lakukan riset platform. Cari tau di mana customer journey target lo paling sering terjadi.
9. Nggak Konsisten A/B Testing
Satu kali iklan berhasil, lalu berhenti eksperimen. Itu kesalahan besar. Dunia digital itu dinamis banget, tren bisa berubah tiap minggu.
Solusi: selalu lakukan A/B testing iklan digital. Tes headline, visual, CTA, bahkan placement iklan. Dengan begitu, lo bisa nemuin kombinasi paling efektif buat campaign lo.
10. Cuma Fokus Jualan, Lupa Bangun Brand
Hard selling terus-menerus bikin orang capek. Iklan yang isinya cuma “Beli sekarang!” lama-lama bikin audiens kabur.
Solusi: balance antara brand awareness dan sales. Ceritain value, kisah brand lo, atau kasih edukasi. Jadi, orang nggak cuma beli produk, tapi juga percaya sama brand lo.
“Brand besar bukan dibangun dengan sekali iklan, tapi dengan cerita yang konsisten.”
"Baca juga artikel berikut: Branding vs Performance: Mana Nih yang Cocok Buat Brand lo?"
Penutup: Formula Hindari Kesalahan Fatal
Kalau dirangkum, semua kesalahan tadi bisa dihindari dengan formula simpel:
Target → Pesan → Visual → Landing Page → Tracking → Evaluasi.
Jangan asal pasang iklan, tapi pastikan semua elemen nyambung satu sama lain. Dengan begitu, hasilnya nggak cuma awareness doang, tapi juga cuan nyata.
Kata-kata hari ini buat lo:
-
“Iklan digital itu bukan soal siapa yang paling banyak buang duit, tapi siapa yang paling ngerti audiensnya.”
-
“Copywriting bukan tentang nulis kata-kata manis, tapi bikin orang merasa ‘gue butuh ini sekarang juga’.”
-
“Budget iklan itu kayak bensin: kalau kebanyakan bisa mubazir, kalau kekurangan nggak bakal sampai tujuan.”
-
“Brand besar bukan dibangun dengan sekali iklan, tapi dengan cerita yang konsisten.”