3 Format Konten di 2025: Mana yang Bisa Nge-Boost Sales Lo?

Live Shopping, Short Form atau AR Filters, di antara 3 format ini mana yang efektif buat brand lo?

Lo pernah nggak sih, udah capek-capek bikin konten, ngatur jadwal upload, mikirin desain feed, eh… hasilnya cuma dapet like dari temen sendiri? 🤦‍♂️
Santai, lo nggak sendirian. 2025 ini dunia konten tuh udah kayak game yang levelnya naik gila-gilaan. Bukan cuma konten estetik atau caption puitis yang bisa bikin rame, tapi format konten itu sendiri sekarang punya pengaruh gede banget ke performa brand lo.

Dan… di antara segambreng format konten yang ada, ada 3 yang lagi jadi primadona:

  1. Live Shopping

  2. Short Form Video

  3. AR Filters

Sekarang pertanyaannya: dari 3 ini, mana yang paling cuan buat lo? Mari kita kupas pelan-pelan.

“Konten itu ibarat senjata, formatnya adalah peluru. Pilih peluru yang salah, target lo nggak akan kena.”

Live-Shopping-Short-Form-atau-AR-Filters-di-antara-3-format-ini-mana-yang-efektif-buat-brand-lo


1️⃣ Live Shopping: Ngobrol + Jualan = Closing Manis

Apa itu Live Shopping?

Buat yang belum kebayang, Live Shopping itu kayak siaran langsung (live stream) tapi sambil jualan. Lo bisa langsung nunjukin produk, jawab pertanyaan audiens secara real-time, kasih diskon dadakan, bahkan ngadain flash sale.

Kenapa hype di 2025?
Menurut data Tech in Asia, tren belanja lewat live streaming di Asia Tenggara naik lebih dari 300% dalam dua tahun terakhir. Orang suka interaksi langsung dan merasa dapet trust lebih tinggi.

Kelebihan:

  • Interaksi real-time: Calon pembeli bisa nanya apa aja, dari “kak, ukurannya muat nggak?” sampai “ini diskonnya beneran nggak?”.

  • Efek FOMO: Penawaran terbatas bikin orang buru-buru checkout.

  • Bangun kedekatan: Rasanya kayak ngobrol sama temen sendiri.

Kekurangan:

  • Butuh host yang jago ngomong

  • Teknologi & koneksi harus stabil

  • Capek kalau harus sering live

Contoh Sederhana:

Bayangin brand fashion lokal StreetStyle ID lagi launching koleksi jaket baru. Mereka bikin siaran langsung di TikTok:

  • Hostnya influencer yang udah terkenal suka mix & match outfit.

  • Selama live, host coba semua jaket, jelasin bahan, kasih tips padu padan, dan jawab pertanyaan viewers secara real-time.

  • Di pojok layar, ada tombol “Beli Sekarang” yang langsung bawa ke checkout.

  • Penonton yang belanja saat live dapat diskon 20% + bonus tote bag.


2️⃣ Short Form Video: Konten Singkat, Impact Panjang

Kenapa Short Form itu Raja di Feed?

Short Form Video (15–60 detik) kayak Reels, TikTok, atau Shorts, punya algoritma yang gila banget dalam nyebarin konten. Format ini nyampur antara hiburan dan edukasi dengan tempo cepat.

“Di dunia digital, perhatian itu mahal. Short form bikin lo bayar lebih sedikit untuk dapet perhatian lebih banyak.”

Kelebihan:

  • Viral potential tinggi

  • Mudah dikonsumsi

  • Cocok untuk semua niche

Kekurangan:

  • Susah masukin informasi lengkap

  • Persaingan kontennya ketat banget

Contoh Case:

Misalnya brand skincare GlowUp.ID mau promosiin serum baru. Mereka bikin konten video 15 detik di TikTok & Reels:

  • Opening langsung close-up wajah model yang glowing.

  • Potongan cepat (jump cut) proses pemakaian serum.

  • Tulisan singkat di layar: “Cuma 7 hari udah kelihatan hasilnya!”

  • Background lagu yang lagi trending biar gampang masuk FYP.

  • Ending ada CTA: “Link di bio, claim promo sekarang!”


3️⃣ AR Filters: Mainin Imajinasi Audiens Lo

Apa itu AR Filters?

Augmented Reality Filters adalah filter interaktif di Instagram, TikTok, atau Snapchat yang bikin user bisa “main” sama brand lo. Bisa jadi mereka nyoba warna lipstik, kacamata, atau bahkan mobil virtual.

AR Filters bisa jadi sebuah Hype?

  • Bikin audiens betah interaksi

  • Cocok untuk brand fashion, kosmetik, otomotif

  • User-generated content otomatis meningkat

Kelebihan AR Filters

  • Interaktif tinggi → Orang bisa langsung nyobain produk atau efek.

  • Brand recall kuat → Filter unik bikin brand lo diingat.

  • User Generated Content (UGC) → Audience biasanya share hasil filter ke story mereka.

  • Cocok buat kampanye musiman → Misal filter Lebaran, Natal, atau launching produk baru.

Kekurangan AR Filters

  • Biaya & skill teknis → Butuh desainer AR atau developer Spark AR.

  • Tidak selalu relevan → Kalau target market lo bukan pengguna aktif IG/TikTok, filter bisa jadi mubazir.

  • Durasi hype pendek → Filter biasanya rame di awal doang, terus cepat turun kalau nggak ditopang campaign lain.

  • Butuh insentif tambahan → Banyak orang mau pakai filter kalau ada challenge, giveaway, atau hadiah.

Contoh Case:

Misalnya, brand minuman kekinian Boba Bliss lagi launching varian baru rasa Mango Lava.
Mereka bikin AR filter di Instagram dengan efek:

  • Gelas virtual Boba Bliss muncul di kepala user (kayak topi lucu).

  • Kalau buka mulut, efek “mango lava” tumpah keluar plus animasi bubble boba naik.

  • Ada CTA di filter yang bilang “Tag @BobaBliss dan menangin voucher gratis minum 1 bulan!”


4️⃣ Perbandingan: Mana yang Lebih Cuan?

Format Engagement Rate Cocok Buat Tantangan Utama
Live Shopping Tinggi Produk fisik, retail Butuh host & tim solid
Short Form Sangat Tinggi Semua niche Persaingan ketat
AR Filters Menengah-Tinggi Fashion, kosmetik Butuh biaya & teknis AR
Perbandingan dengan level rating, kira-kira seperti ini:

5️⃣ Tips Milih Format yang Pas buat Brand Lo

1. Kenali Target Audiens

Kalau audiens lo banyak nongkrong di TikTok, mungkin Short Form jadi pilihan utama.

2. Sesuaikan dengan Produk

Produk visual banget? AR Filters bisa bantu. Produk yang butuh demo langsung? Live Shopping lebih efektif.

3. Jangan Takut Mix & Match

Banyak brand sukses pake kombinasi, misal live shopping + potongan short form video dari live tersebut.


6️⃣ Bonus: Cara Optimasi Tiap Format

Live Shopping

  • Siapkan skrip ringan tapi informatif

  • Kasih promo eksklusif

  • Gunakan lighting & audio yang proper

Short Form Video

  • Hook di 3 detik pertama

  • Gunakan caption yang bikin penasaran

  • Posting konsisten

AR Filters

  • Bikin filter yang simpel tapi fun

  • Integrasikan dengan campaign

  • Dorong user untuk share hasilnya


7️⃣ Insight Penting di 2025

Konsumen makin pinter dan gampang bosen. Mereka nggak cuma mau lihat produk, tapi juga mau experience interaktif, hiburan, dan koneksi personal.

“Di era sekarang, jualan bukan cuma soal produk. Tapi soal cerita, interaksi, dan rasa ikut memiliki.”

"Saatnya AI & Sosmed Jadi Duet Maut Buat Brand Lo"

8️⃣ FAQ

1. Apakah semua brand cocok pakai Live Shopping?
Nggak semua, tapi kalau produk lo butuh demo visual, ini cocok banget.

2. Apakah Short Form lebih cocok untuk Gen Z?
Mayoritas iya, tapi Millennial juga udah banyak yang konsumsi.

3. AR Filters mahal nggak bikinnya?
Bisa mahal kalau kompleks, tapi ada tools gratis yang bisa lo pakai.

4. Apakah harus pakai semua format?
Nggak harus, pilih yang paling relevan sama audiens & budget lo.

5. Bagaimana cara tahu format mana yang efektif?
Coba A/B testing dan pantau metrik performa.


9️⃣ Kesimpulan

Di 2025, Live Shopping, Short Form Video, dan AR Filters masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Kuncinya adalah nyocokin format dengan audiens, produk, dan tujuan brand lo. Jangan takut bereksperimen, karena di dunia digital, yang cepat adaptasi, dia yang menang.

Recent Post

Armand Surya Written by:

A super saiyan in disguise. Secretly study humanity as part of his counter intelligence work at Dipstrategy