Last updated on July 8
Riset Keyword Bukan Sekadar Cari Kata Populer
Pernah nggak sih lo denger orang ngomong,
“Konten gue nggak muncul-muncul di Google, padahal udah nulis banyak banget?”
Nah, bisa jadi bukan karena kontennya jelek, tapi karena lo belum nemu keyword yang pas. Di tahun 2025 ini, algoritma makin pinter, konten makin bejibun, dan persaingan makin brutal. Tapi tenang, bukan berarti lo harus jadi pakar SEO atau beli tools mahal-mahal buat bisa nangkring di halaman satu.
Yang penting: Lo ngerti tujuan lo, audiens lo, dan tahu cara riset keyword yang relevan.
Contents
- 1 🔍 Keyword Itu Kompas, Bukan Sekadar Angka
- 2 🎯 Kenali Goal Konten Lo Dulu
- 3 🧑🎓 Kenali Siapa yang Lo Ajak Ngobrol
- 4 💡 Jangan Tergoda Volume Tinggi, Fokus ke Potensi
- 5 🔍 Intip Dulu, Baru Tabrak
- 6 ⚙️ Kenali Senjata Konten Lo
- 7 🧪 Baru Deh, Main ke Arah yang Lebih Teknis!
- 8 🧭 Step by Step Riset Keyword 2025
- 9 ⚠️ SEO Itu Powerful, Tapi Nggak Cocok Buat Semua
- 10 🚧 Masalah Umum Saat Mulai SEO
- 11 🧠 Kesimpulan: Riset Keyword Itu Seni, Bukan Rumus
🔍 Keyword Itu Kompas, Bukan Sekadar Angka
Banyak yang mikir keyword itu cuma soal volume.
Padahal, keyword itu kayak kompas buat nentuin arah konten.
“Keyword bukan sekadar kata yang rame dicari, tapi kata yang nyambung ke goal lo.”
Jadi, sebelum lo buka Ubersuggest atau ngetik di Search Bar, tanya dulu ke diri lo:
-
Konten ini buat apa?
-
Siapa yang mau lo ajak ngobrol?
-
Apa lo siap buat bantu mereka?
🎯 Kenali Goal Konten Lo Dulu
Bikin konten tanpa tahu tujuannya itu kayak naik ojek tanpa kasih alamat.
Jadi, tentuin dulu goal lo:
1. Kalau Tujuannya Traffic
Cari keyword edukatif. Biasanya diawali dengan “cara”, “apa itu”, “mengapa”. Cocok buat top of funnel (awareness).
Contoh:
-
cara mengatasi jerawat batu
-
apa itu machine learning
-
tips memilih laptop 2025
2. Kalau Tujuannya Leads
Lo perlu keyword yang menjawab masalah langsung, tapi belum jualan banget.
Contoh:
-
rekomendasi skincare buat kulit sensitif
-
software akuntansi untuk UMKM
-
kursus online desain grafis terbaik
3. Kalau Tujuannya Sales
Langsung tembak ke keyword yang niat beli alias transaksional.
Contoh:
-
beli serum jerawat murah
-
langganan hosting terbaik 2025
-
harga laptop ASUS OLED terbaru
🧑🎓 Kenali Siapa yang Lo Ajak Ngobrol
Sama kayak jualan di dunia nyata, lo harus tahu siapa yang ada di depan lo.
Pertanyaan dasar:
-
Siapa target lo? Gen Z? Ibu rumah tangga? Freelancer?
-
Umurnya berapa? Gen Z beda banget sama Gen X dalam hal bahasa.
-
Lagi struggle sama apa? Jerawat, penghasilan, pacar toxic, atau algoritma TikTok?
-
Gaya bahasanya kayak gimana? Baku, nyantai, atau penuh singkatan?
“Keyword yang nyambung ke cara ngomong audiens lo = peluang konversi lebih gede.”
Contoh:
Kalau lo jualan skincare buat Gen Z, hindari keyword kaku kayak:
-
produk toner terbaik di Indonesia
Lebih baik pakai:
-
toner lokal murah buat kulit berminyak
-
skincare glowing under 100k
💡 Jangan Tergoda Volume Tinggi, Fokus ke Potensi
Banyak yang salah kaprah:
“Volume gede = keyword bagus.”
Padahal…
Risiko keyword dengan volume tinggi:
-
Saingan banyak banget (apalagi brand gede)
-
Nggak spesifik, user-nya belum tentu nyari solusi
-
Bisa bikin capek bikin konten, tapi hasil nihil
Yang lebih penting:
-
Udah bener apa belum keyword-nya nyambung ke produk/jasa lo?
-
Bisa ga sih dia jadi entry point ke funnel?
-
Apakah user dengan keyword itu bisa jadi buyer?
Contoh:
-
sepatu → volume gede, tapi bisa nyari sepatu bola, lari, fashion, dll
-
sepatu lari cowok ukuran besar → spesifik, niat beli, potensi konversi
“Traffic tinggi itu keren, tapi traffic yang konversi itu cuan.”
🔍 Intip Dulu, Baru Tabrak
Sebelum lo ngebut ke keyword tertentu, penting buat cek siapa yang udah nangkring di sana.
Langkah-langkah:
-
Cek di Google → ketik keyword lo → lihat siapa yang muncul
-
Baca kontennya → apakah berkualitas atau asal-asalan?
-
Tanya diri sendiri → bisa nggak lo bikin yang lebih lengkap, unik, dan engaging?
Tools rekomendasi:
-
Google SERP (manual)
-
Ubersuggest → cek “Top SEO Pages”
-
Ahrefs / SEMrush (jika ada akses)
-
Keyword Surfer (Chrome extension gratis)
⚙️ Kenali Senjata Konten Lo
Lo juga harus tahu kekuatan lo, biar bisa bikin konten yang standout!
Tanyakan:
-
Apakah lo jago bikin video edukatif?
-
Punya blog dengan gaya storytelling yang ngena?
-
Ada komunitas yang bisa bantu sebarin konten?
-
Punya influencer internal yang bisa bantu reach?
“Menang keyword itu bukan soal siapa paling gede, tapi siapa paling cocok.”
🧪 Baru Deh, Main ke Arah yang Lebih Teknis!
Setelah lo punya fondasi (tujuan, audiens, kekuatan konten), baru deh buka tools!
Tools Gratisan Buat Pemula:
-
Google Search → autocomplete & related search
-
Google Keyword Planner → butuh login Google Ads
-
Ubersuggest → ada versi freemium
-
AnswerThePublic → buat dapet pertanyaan user
-
YouTube & TikTok → cek trending search/video
Cek yang Penting:
-
Search Volume → idealnya menengah (100–10.000/bulan)
-
Keyword Difficulty → makin tinggi, makin sulit bersaing
-
Search Intent → edukasi vs beli?
-
LSI & Long-tail → variasi kata yang nyambung
🧭 Step by Step Riset Keyword 2025
Biar makin jelas, ini dia langkah praktisnya:
1. Tentuin topik utama
Misal: digital marketing buat pemula
2. Tentuin tujuan konten
Misal: edukatif → naikin traffic
3. Kenali audiens lo
Misal: fresh graduate yang pengen kerja di dunia digital
4. Pakai tools buat eksplorasi
Masukin topik ke Ubersuggest, Google Search, dll
5. Cek SERP & kompetitor
Bisa bersaing nggak?
6. Kelompokkan keyword
-
Keyword utama
-
Keyword pendukung (long-tail, LSI)
7. Gunakan keyword secara strategis
-
Judul (title)
-
URL slug
-
Heading (H1, H2)
-
Paragraf awal & isi konten
“Kalau lo tahu siapa yang lo tuju, lo pasti nemuin kata kuncinya.”
⚠️ SEO Itu Powerful, Tapi Nggak Cocok Buat Semua
Kadang SEO dipaksa-paksain buat semua campaign. Padahal…
Cocok:
-
Kalau lo main jangka panjang
-
Punya tim/skill bikin konten
-
Mau hemat budget iklan
Kurang cocok:
-
Campaign pendek (1-2 minggu)
-
Butuh hasil instan
-
Nggak ada tim konten
“Bayangin dapet leads organik tiap bulan, tanpa ngiklan terus.”
🚧 Masalah Umum Saat Mulai SEO
Kalau lo baru mulai, mungkin bakal ngalamin hal-hal ini:
-
Bingung pilih keyword
-
Fokus ke volume, bukan niat beli
-
Judul clickbait tapi nggak relevan
-
Malah ke-detect spam sama Google
-
Konten numpuk, tapi nggak ada yang ranking
Solusinya? Sabar. Konsisten. Evaluasi rutin.
"Masalah Umum yang Terjadi Saat Website Mulai Melakukan SEO"
🧠 Kesimpulan: Riset Keyword Itu Seni, Bukan Rumus
Riset keyword itu bukan tentang copas dari tools terus tempel ke konten.
Tapi tentang:
-
Ngerti konteks brand lo
-
Pahami audiens lo
-
Fokus ke goal spesifik
-
Pakai tools buat validasi, bukan buat ngatur arah
Kalau semuanya nyambung, SEO bisa jadi mesin cuan paling awet dan hemat biaya buat bisnis lo.
“Keyword itu bukan sekadar kata, tapi kompas buat konten kamu.”